Hariini sudah malam minggu sajak-sajaku masih di relung kebimbangan Entah kenapa Aku terlalu sibuk dengan dunia ku Ku harap malam ini PENAKU Ku tuliskan penaku di bawah kertas putih Menggoreskan tentang asa Menggambarkan jati diri Otaku pun perfikir Tangan pun bergerak melaju
PUISI" ALAM CIPTAAN ALLAH" Alam Ciptaan Allah Created by SMH.Nahampun.Amk Malam ini juga kamu bangkit dari pembaringanmu, Kamu akan berada diantara sobat-sobat kesayanganmu, Tatkala doaku terkabul, ku lupa ucapkan syukur, Terlalu banyak yang aku pikirkan,
PUISIUNTUK SANG MANTAN Oleh Friky Nurcahyo Dahulu.. Dirimu slalu ada untukku Doaku tiba tiba. Doaku tiba tiba . Ini hanyalah seuntai doa Mengantarku menuju alam mimpi Adalah sisipan kata untuk yang terasa Malam ini mataku terasa suram Lantaran rinduku yang terpendam
Label puisi. Lokasi: south sulawesi, Indonesia. Jumat, 18 Mei 2012. malam ini kucoba menggerakkan jemariku menyusun huruf menjadi untaian kata terimalah doaku By Darmawan komennya dong !!!! jangan lupa jempolya juga !! Diposting oleh ALMUNTAZHAR di 20.15 Tidak ada komentar:
Simakderetan kata-kata puisi paling romantis berikut ini siapa tahu bisa menginspirasimu dan bikin pasanganmu semakin sayang. 1 dari 5 halaman. Kata-Kata Puisi Bikin Baper hanya doaku yang bergetar malam ini. dan tak pernah kau lihat siapa aku. tapi yakin aku ada dalam dirimu. 5 dari 5 halaman.
Akutahu bahwa aku belum berhasil. Menorehkan senyumnya dimuka. Aku pun tahu bahwa dia menyayangiku. Bahkan aku lebih tahu. Bahwa aku menyayanginya pula. Dan semua ini adalah karnaMu Ya Rabb. Berilah kesembuhan atas dirinya. Kuatkan Qolbuka dalam menerima. kekurangan atas dirinya saat ini.
Kumpulanpuisi sapardi djoko damono 1. Kita Saksikan 2. Sajak Putih 3. Pertanyaan Kerikil Yang Goblok 4. Pada Suatu Magrib 5. Kenangan 5. Sonet 14 6. Sonet 4 7. Sonet, Entah Sejak Kapan 8. Pohon Belimbing 9. Hujan Dalam Komposisi, 2 10. Ketika Berhenti Disini 11. Dalam Kereta Bawah Tanah, Chicago 12. Narsisus 13. Taman Jepang, Honolulu 14. Lanskap
JamMalam—Puisi Rizkya Dian Maharani. March 1, 2022. By sitegbj. 129. Kota Yang Sepuh. Selamat ulang tahun Semoga panjang umur. Doaku pagi ini saat bangun tidur Kota milikku sudah jauh lebih sepuh dari wajah lansia yang suka menuduh helaian uban dan selaput dari keriputnya sendiri. Tapi setiap pagi hari kota ini kembali seperti bayi
Dipenghujung sepertiga malam kusebut ini penantian. Lama waktu beputar buatkuhampir lelah, namun hati kuat. Biarkan Biarkan angin yang lebih dulu hadir tanpamu di sini. Biarkan gerimis lebih dulu membasahiku di sini. Biarkan malam menggelapiku disini, hingga pagi tiba Biarkan mentari yang lebih dulu menghangatkanku di sini. Kusebut ini rindu.
Dipunggungku ini agar seperti merpati Ku bentangkan sayap di langit yang luas ini Aku ingin terbang Menuju langit yang bebas tanpa kesedihan Ku kepakkan sayapku dan terbang pergi Saat masih kecil ku bermimpi punya sayap hingga sekarang pun aku masih memimpikan hal yang sama langit biru bersambut, bersama kepakan sayap-sayapmu,
oYyraB8. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku meminta padaMuagar aku terhindar dari cemas, kekhawatiran dan meminta padaMuuntuk terjauh dari kelemahandan sikap meminta padaMuagar terpelihara dari sikap pengecut, rendah diri, dan kikir. Aku meminta PadaMuagar terhindar dari lilitan hutangdan dominasi para pengganggu Lihat Puisi Selengkapnya
15. “Dalam Doaku” Karya puisi Sapardi Djoko Damono ini merupakan salah stu puisi terkenal yang masuk dalam antologi “Hujan Bulan Juni”. Puisi ini menceritakan tentang rasa cinta seseorang untuk orang yang paling dicintainya sehingga tak henti mendoakannya dalam setiap waktu. Berikut adalah puisi “Dalam Doaku” seutuhnya DALAM DOAKU dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara hijau senantiasa, yang tak henti-henti mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan mengugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu magrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh- nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bu- lu mataku dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu 1989 Sapardi Djoko Damono 2016109 Karya ilustrasi ini menggambarkan pergantian waktu dari terbitnya fajar subuh hingga malam hari isya. Penggambaran ilustrasi ini memvisualisasikan tentang kegiatan beribadah yang dilakukan oleh pemeluk agama Islam yang beribadah dari subuh, siang hari, senja hingga malam hari. .Berikut adalah ilustrasi puisi “Dalam Doaku” seutuhnya Gambar 61 Judul Karya “Dalam Doaku”, cat acrylic diatas kanvas dengan diameter 40 cm, 2017 sumber dokumentasi pribadi Pemilihan kata yang digunakan untuk mewakilkan istilah beribadah menjadi judul “Dalam Doaku” dirasakan memiliki makna yang universal sehingga makna puisi ini bisa mencakup pemeluk agama manapun. Untuk seorang pemeluk agama Islam akan langsung menghubungkan dengan istilah Sholat, ataupun kegiatan beribadah dan berdoa kepada Alloh dengan waktu yang terdiri dari lima waktu yaitu, subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya’. Visualisasi karya ilustrasi ini menggunakan teknik opaque pada bagian background dan bidang-bidang yang besar dengan kuas berukuran 6,7, dan 8. Sedangkan untuk bagian yang kecil dan untuk menditail ilustrasi menggunakan kuas dengan ukuran 000, 0, 1,2,3, dan 4. Dalam ilustrasi ini terdapat dua telapak tangan yang menengadah keatas seolah sedang berdoa sebagai center of interest. Dua objek tangan ini menggambarkan makna tentang doa dan permohonan kepada Sang Pencipta. Objek tangan ini dikelilingi oleh lima lingkaran yang masing- masing berisi lima objek yang berbeda. Lingkaran pertama berada diatas menggambarkan suasana subuh yang dipantulkan oleh kornea mata, dimana si aku dalam puisinya dijelaskan tengan khusyuk berdoa ditengan suasana subuh yang masih sunyi, sepi dan langit bersih membentang luas siap menerima cahaya pertama dari matahari. Seperti yang disebutkan pada lariknya yang berbunyi “dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama.. “. Objek lingkaran pertama sebagai kornea mata yang memantulkan langit subuh dengan sedikit pendaran cahaya matahari, menggambarkan bahwa si aku ini begitu takjub atas keagungan Sang Pencipta yang memiliki langit waktu subuh sehingga memenuhi seluruh padangannya akan keindahan dan menyadari bahwa tuhan tak pernah tidur mendengar doa-doa hamba-Nya. Warna dominan pada objek lingkaran pertama didominasi warna biru tua menggambarkan langit dan kuning sedikit jingga yang menggambarkan warna dari cahaya matahari. Objek lingkaran kedua menggambarkan waktu siang hari yang dalam agama islam adalah masuk dalam waktu sholat dzuhur dimana waktu saat matahari berada diatas kepala. Dalam ilustrasi kedua ini menggambarkan pucuk pohon yang bergoyang terkena angin dan tetap berdiri dan memberikan kesejukan ditengah panasnya terik matahari. Seperti yang dijelaskan pada lariknya yang berbunyi” dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara hijau senantiasa, yang tak henti- henti mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana”. Seolah mengingatkan bahwa Tuhan akan selalu berada disamping kita melalui keberadaannya disekitar kita. Warna yang dominan pada objek lingkaran kedua ini adalah warna hijau tua menggambarkan pucuk pohon cemara dan warna biru muda serta kuning untuk menggambarkan langit di siang hari dengan terik sinar matahari. Irama rhytm dimunculkan melalui pergerakan pucuk cemara. Warna kuning dan biru pada langit memunculkan kontras contras antara warna dingin dari biru muda dan warna panas dari kuning. Pada objek lingkaran yang ketiga adalah sholat ashar yang digambarkan dengan suasana pada sore hari dengan seekor burung sebagai objek utama. Burung dalam ilustrasi ini digambarkan tengah mengepak-ngepakkan sayapnya dilangit sore dengan gelisah dengan gestur kepala menyamping. Dalam ilustrasi ini burung diibaratkan sebagai hidayah yang diturunkan Tuhan kepada manusia yang berusaha bisa dimana saja kecuali Tuhan yang menghendaki. Seperti yang dijelaskan pada bait puisinya yaitu ”...kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas- ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan mengugurkan bulu- bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap.. ”. Pada ilustrasi objek ke empat menggabarkan wajah seorang wanita dengan wajah teduh menutup kedua matanya. Objek wanita ini menggambarkan diri ilustrator, yang divisualisasikan menutup mata merasakan bahwa Sang Pencipta telah semakin dekat sehingga dapat dirasakan melalui desiran angin yang perlahan membelai setiap inci wajah dan rambutnya. Suasana hening dan damai ini digambarkan dengan gestur wajah yang tenang menutup kedua matanya. Seperti yang digambarkan melalui lariknya yang berbunyi“....kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh- nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bu lu mataku”. Tekstur dimunculkan melalui garis-garis dengan teknik aquarel. Gerakan yang muncul dari goreasan kuas detail ukuran 0, dan 000 pada bagian rambut menampilkan unsur irama rhytm. Pemberian warna kuning dan biru pada kulit dan rambut wajah wanita memunculkan kesatuan unity antara objek satu dan lainnya. Untuk objek lingkaran terakhir menggambarkan suasana malam hari, yaitu sholat isya’ atau sholat malam. Dalam ilustrasi ini diibaratkan layaknya sebuah jantung yang berbentuk seperti langit malam dengan dominan warna hitam yang penuh bintang. Penggambaran jantung ini menekankan bahwa Tuhan selalu ada dan sangat dekat dengan kita bahkan diibiratkan setiap denyut jantung manusia layaknya hitungan dzikir memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Jantung juga dihubungkan dengan seberapa dekat kita akan kematian. Seperti yang dijelaskan pada lariknya yang berbunyi“dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku ”. 116 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Visualisasi antologi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono dalam karya ilustrasi vignette bergaya Surealisme ini bertujuan untuk menggambarkan secara visual 15 karya puisi dalam antologi “Hujan Bulan Juni”, sehingga mampu menggambarkan makna puisi dengan lebih menarik dan imajinatif. Hal ini juga merupakan sarana kreasi dari ilustrator sekaligus sebagai penikmat karya sastra. Berdasarkan analisis data mengenai visualisaisi karya ilustrasi antologi “Hujan Bulan Juni” dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Konsep ilustrasi puisi dalam antologi “Hujan Bulan Juni” ini adalah mentransformasikan puisi menjadi bentuk visual hasil dari interpretasi. Ilustrasi digambarkan secara simbolik dengan mengambil unsur metafora dan personifikasi pada puisi, yang digambarkan melalui bentuk ilustrasi vignette menggunakan pendekatan secara surealisme murni dimana dalam penciptaannya karya ilustrasi ini menggunakan teknik aquarel dan teknik opaque untuk menciptakan visualisasi yang terkesan seperti dalam dunia khayalan dan imajinatif. Warna yang dihadirkan dalam ilustrasi ini banyak menggunakan warna temaram dan beberapa perpaduan warna kontras yaitu perpaduan antara warna panas dan dingin yang cenderung lebih gelap.
Malamku,Aku ingin menyepiBenar-benar menyepi dari ramainya memoriAku ingin bersahabat baik dengan jiwaAgar tak meronta-ronta memohon desahMalamku,Mari kembali hidup damaiJangan biarkan memori berpikir keras perihal masa mendatangAku hanya ingin hidup menjadi penikmat semestaTanpa peduli apa yang terjadi di jagat rayaMalamku,Kemarilah peluklah tokoh bernama aku Baca Juga [PUISI] Bisikan Mesra Puisi IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.